Kota Malang merupakan surga bagi pengiat kuliner jenis apapun .
Namun cita rasa kuliner tersebut yang membuat bertahan dan layak
mendapatkan julukan kuliner legendaris . Berikut ini beberapa kuliner
legendaris di Malang
1. Warung Lama Haji Ridwan ( Tahun 1925 – Sekarang )
Warung Lama H. Ridwan ini sangat dikenal masyarakat
Malang akan citarasanya yang legendaris. Seperti namanya, Warung Lama H.
Ridwan ini memang sudah ada sejak lama, yakni sejak jaman sebelum
kemerdekaan Indonesia dari tahun 1925. Sejak saat itulah, warung ini
sudah berhasil memenuhi selera kuliner masyarakat Jawa Timur, khususnya
di Malang.
Di rumah makan ini, aneka menu yang dihadirkan sejak dahulu masih
memiliki citarasa yang sama dan sangat khas. Resep masakan Jawa Kuno
yang dihadirkan pun sungguh sangat menggoda dan nikmat untuk dicicipi.
Anda akan dapat menikmati aneka menu andalan Kota Malang juga di tempat
ini.
2. Depot HTS / Han Tjwan Sing ( Tahun 1927 – Sekarang )
Depot HTS atau Han Tjwan Sing yang telah berdiri sejak 1927 ini
merupakan tempat kuliner sekaligus persinggahan bagi pelancong yang
melakukan perjalanan keluar kota Malang, ke arah utara, misalnya ke
Surabaya. Makanan yang menjadi primadona di HTS adalah onde-onde HTS dan
rawon merah.
Kue onde-onde bikinan Depot HTS teksturnya bulat cantik dan kenyal
tidak keras. Jajanan bertabur wijen ini digoreng sempurna warnanya
kekuningan. Ada banyak pilihan isi selain kacang hijau, sebut saja isi
kelapa dan kacang merah. Terdapat juga onde-onde yang terbuat dari ketan
hitam dengan kenikmatan yang tak kalah jempolan.
3. Soto Daging Rahayu ( Tahun 1928 – Sekarang )
Di lokasi yang tak jauh dari Warung Lama H. Ridwan ada penjual soto
daging, nama pemiliknya Hj. Puji Astutik atau biasa disapa Tutik. Warung
soto ini juga sudah ada sejak tahun 1928. Lokasi warung soto daging Hj.
Tutik tampak lebih sederhana. Tempatnya berada di pojok perempatan stan
pasar, sehingga terkesan agak menyempil.
Lokasinya sederhana namun kepopuleran soto daging ini tidak kalah
dengan pamor warung lamanya H. Ridwan. Terbukti, setiap hari warung soto
ini juga ramai dipadati pembeli. Tutik merupakan orang keempat yang
mengelola sejak warung soto itu dibuka di era zaman Belanda. Yang
merintis warung ini adalah seorang pria bernama Saidi, kemudian
diteruskan oleh anaknya Supiatun, lalu diteruskan oleh ibunda Tutik,
Hiyana. Baru kemudian pada tahun 1985 dilanjutkan oleh dirinya hingga
saat ini. Soto daging Tutik memang terasa khas karena pengguna resepnya
yang digunakan secara turun temurun termasuk dalam memilih bahan yang
selalu diutamakan berkualitas.
4. Toko Oen ( Tahun 1930 – Sekarang )
Toko Oen yang terletak di dekat Alun-Alun Kota Malang ini sudah ada
sejak jaman Penjajahan Belanda pada tahun 1930. Cerminan tuanya usia
Toko Oen ini nampak sekali pada desain arsitektur bangunannya yang khas
Belanda serta pajangan foto hitam putih suasana Kota Malang di masa
lampau. Furnitur seperti kursi rotan rendah yang ditata mengelilingi
meja bundar juga nampak sangat khas tempoe doeloe.
Sejak dulu, Toko Oen ini sudah dikenal dengan ice creamnya. Varian
rasa es krim seperti Tutti Fruity Cassata yang terbuat dari buah-buahan,
kemudian Sparkling Delight yakni es krim buah cocktail yang disajikan
dengan kembang api menyala, lalu Morkus yakni es krim dengan cita rasa
kopi, dan masih banyak lagi lainnya. Para pemburu kuliner legendaris,
perlulah singgah sejenak ke tempat makan legendaris ini.
5. Putu Lanang Celaket ( Tahun 1935 – Sekarang )
Putu Lanang-lah tempatnya. Di tempat ini, Anda dapat memilih aneka
macam jajanan seperti putu, cenil, lupis, dan sejenisnya. Berada di
ujung sebuah gang di Jalan Jaksa Agung Suprapto, yang merupakan jalan
utama di Malang. Usaha yang dirintis sejak 1935 di kawasan Celaket ini
banyak diburu pecinta jajanan tradisional Jawa di kota Malang.
Jajan pasar yang ditawarkan yaitu puthu, lopis, klepon, dan cenil.
Buat Anda yang kangen dengan jajanan klasik di masa kecil bisa langsung
menuju ke Warung Puthu Lanang. Per porsi puthu, klepon, cenil, dan lopis
disajikan di atas daun pisang yang diguyur air gula merah kental dan
ditaburi parutan kelapa. Jajanan ini bisa dicampur komplit atau
terpisah.
6. Tahu Lontong Lonceng ( 1935 – Sekarang )
Salah satu kuliner legendaris di Malang adalah Depot Tahu Lontong
Lonceng . Terletak di Jalan Laksamana Martadinata no.66 . Siapa sangka
Depot Tahu Lontong ini sudah ada sejak sebelum jaman kemerdekaan yakni
tahun 1935 dan tetap bisa survive sampai sekarang dengan cita rasa yang
tidak pernah berubah.
Cara penyajian tahu telur Lonceng cukup unik. Sambal petis di dasar
piring lalu diberi irisan lontong dan paling atas ditaburi tahu telur.
Rasa makanan ini terbukti telah membuat banyak pelanggan merasa
ketagihan sehingga tak mengherankan jika Depot milik Bpk. Abdulrohim ini
tak pernah sepi pembeli. Meski tempat yang tersedia termasuk sempit,
tetapi karena cepatnya pelayanan, maka kita tidak perlu antri terlalu
lama jika ingin makan di tempat.
7. Bakso Geprak Mbah Djo ( Tahun 1935 – Sekarang )
Bakso geprak dan soto geprak Mbah Djo adalah salah satu kuliner tempo
dulu yang dimiliki oleh kota Malang. Rasa serta kualitas masakan
benar-benar lain dibandingkan dengan bakso atau soto pada umumnya karena
menggunakan cara pengolahan serta resep rahasia sejak tahun 1935. Bakso
dan Soto Geprak Mbah Djo merupakan suatu produk olahan daging yang
diperkenalkan pertama kali di kota Malang oleh seorang mbah Djo muda
pada tahun 1935. Dan rahasia itu baru terungkap oleh anak cucu cicit
beliau lewat tulisan tangan resep rahasia beliau.
Proses pengolahan dilakukan dengan cara menumbuk/menggeprak daging
hingga halus sehingga serat daging terpisah dengan sendirinya tanpa
harus ada proses pemotongan serat seperti yang terjadi pada produk bakso
pada umumnya. Untuk menjamin dari segi kebersihan, kesehatan, dan
efektifitasnya, maka untuk saat ini sudah menggunakan mesin modern
penumbuk daging dengan prinsip kerja yang sama dengan proses tradisional
guna untuk mempertahankan cita rasa yang ada.
8. Rawon Brintik ( Tahun 1942 – Sekarang )
Warung nasi rawon yang unik dan memiliki sejarah panjang ini
didirikan sejak 1942. Dinamakan rawon brintik karena sang istri pemilik
warung ini memiliki rambut keriting atau brintik. Hingga nama ini
melekat menjadi brand warung rawon khas Malang ini. Terletak di Jl. K.H.
Ahmad Dahlan 39 Malang
Yang paling khas dari warung ini tentu saja nasi rawonnya. Dagingnya
sangat empuk dan terasa lumat di lidah. Seperti lazimnya penyajian nasi
rawon di kota Malang, rawon dan nasi tersaji dalam satu piring bertabur
kecambah. Agar lebih nikmat tambahkan sedikit sambal dan lauk dendeng
paru. Santap bersama kerupuk udang yang renyah atau keripik belinjo yang
sudah tersedia di masing-masing meja.
9. Angsle & Ronde Titoni ( Tahun 1948 – Sekarang )
Awalnya pada 1948 usaha makanan angsle dan ronde ini berjualan di
depan toko jam Titoni di dekat Pasar Besar Malang. Kemudian lambat laun
berkembang hingga pelanggan banyak yang mengenal dengan nama Depot Ronde
Titoni.
Untuk urusan angsle, Titoni memang bisa diandalkan, maklum saja di
kota Malang warung yang menjual ronde atau angsle yang nikmat hanya bisa
dihitung jari. Seporsi angsle terdiri dari kacang hijau yang empuk,
irisan roti tawar yang dipotong kotak-kotak, agar-agar mutiara, pethulo,
yang kemudian diguyur dengan kuah santan berasa gurih manis. Anda bisa
menemuinya sekarang di Jalan Zainul Arifin
10. Bakpao Boldi ( Tahun 1950 – Sekarang )
Bakpao Boldy Malang yang terkenal akan kelembutan dan citarasanya
yang lezat saat dinikmati. Terletak di Jalan Mangun Sarkoro No.25,
Malang. Untuk menjaga citarasa yang alami tidak menggunakan sedikitpun
bahan kimia berbahaya melainkan menggunakan bahan alami berkualitas yang
baik dan sehat untuk segala usia.
Bakpao Boldy Malang juga menyajikan beragam varian bakpao yang wajib
Anda coba antara lain seperti rasa ayam cincang, babi cincang, ayam
kecap, babi kecap, kacang hijau, kacang tanah dan tausa. Karena
tekturnya yang lembut dan citarasanya yang lezat membuat Bakpao Boldy Malang menjadi menu hidangan yang nikmat untuk Anda coba.
11. Soto Daging Pak Markeso ( Tahun 1950 – Sekarang )
Nama sotonya diambil dari nama penjualnya, Pak Markeso. Bapak yang
usianya sudah sepuh ini sudah berjualan soto daging khas Madura sejak
tahun 50-an. Ada bumbu khas Madura yang digunakan sebagai tambahan bumbu
dasar, katanya. Inilah yang membuat soto daging Pak Markeso rasanya
lezat dan nendang di lidah.
Soto Pagi Duro Pak Markeso ini berlokasi di Jalan Sindoro, Malang
atau daerah jalan Ijen. pak Markeso jualan soto daging madura, dengan
menggunakan gerobak yang khas soto madura, mangkal di pinggir jalan
Sindoro di bawah pohon, buka mulai pagi hingga siang/sampai habis.
12. Rumah Makan Cairo ( Tahun 1952 – Sekarang )
Rumah Makan Cairo adalah satu-satunya rumah makan di Kota Malang yang
menyajikan menu khusus dari daging kambinng. Dengan membuka warungnya
di Jl. Kapt Tendean 1, rumah makan ini cukup terkenal dengan menu sate
kambingnya. Memang, rumah makan yang satu ini begitu lekat dihati orang
Malang. Saking lezatnya sate ini tak hanya orang Malang saja yang
terpikat, banyak pendatang maupun orang luar yang menyempatkan diri
hanya untuk menikmatinya.
Rumah makan Cairo yang berdiri sejak tahun 1952 ini menjadikan daging
kambing sebagai bahan utama dari setiap menu yang disajikannya. Sate
Cairo misalnya, sajian ini merupakan sajian utama yang sangat terkenal.
Dengan sekali lirik saja, selera makan anda langsung tergoda untuk
mencicipinya. Sate ini disajikan dengan irisan daging yang lumayan gede.
Dalam penyajiannya, dibubuhi saus kacang tanah ditambah tempah-rempah
alami. Rumah Makan Cairo, Suguhkan Selera Timur Tengah
13. Depot Soto Lombok ( Tahun 1955 – Sekarang )
Sejak didirikan pada 1955, Depot Soto Ayam Lombok sudah banyak
dikenal masyarakat dengan cita rasanya yang khas. Soto Lombok nampak
berwarna keruh kecoklatan, agak kental. Penyajiannya sendiri terdiri
atas nasi dengan potongan kentang rebus, telur bebek rebus, mie su’un,
irisan kubis segar, taoge, potongan daging ayam kemudian ditaburi koyah.
Sajian soto lombok ini akan terasa lebih nikmat jika dinikmati bersama
kerupuk rambak yang terbuat dari kulit sapi dan dicampur sedikit kecap
manis.
Kuliner legendaris yang satu ini telah melekat pada penanda kekhasan
Kota Malang tersendiri. Sebab tak hanya bakso dan cwi mie, Kota Kuliner
ini juga punya ‘Soto Lombok’ yang legenda citarasanya telah diakui
Nusantara.
14. Gado Gado Warung Citra ( Tahun 1956 – Sekarang )
Bahannya sama seperti gado-gado pada umumnya, lontong, rebusan telur,
tahu, selada, kentang, taoge yang kemudian disiram dengan saus kacang
dan kecap. Namun yang istimewa dari gado-gado ini, ia sudah hadir sejak
tahun 1956. Uniknya lagi, gado-gado ini dijual di atas sepeda kumbang
yang hingga kini masih terawat dan kokoh menemani berjualan. Gado gado
Citra ini terletak di Jalan Sutomo, Malang.
15. Warung Rujak Cingur Bude Ruk ( Tahun 1960 – Sekarang )
Bisa dikatakan inilah warung rujak cingur tertua yang masih ada di
Kepanjen. Namanya Warung Rujak Bude Ruk. Di papan namanya tertulis sejak
tahun 1960, tapi menurut beberapa orang, warung rujak Bude Ruk ini
sudah ada sejak tahun 1950-an. Wah, sudah lama sekali kalau begitu ya?.
Warung rujak ini berada di Jalan Suruji nomor 17. Tepatnya di gang 1,
gang sempit yang menghubungkan Jalan Suruji dengan Jalan Sultan Agung
(Sawunggaling), tepatnya di sebelah Toko Jawa. Saking terkenalnya Warung
Rujak Bude Ruk, sampai-sampai gang sempit ini pun diberi nama Gang
Rujak.
16. Ketan Legenda Batu ( Tahun 1967 – Sekarang )
Di Kota Wisata Batu terdapat tempat makan terkenal bernama Pos Ketan
Legenda – 1967 yang menghidangkan menu utama hidangan ketan. KWB Pos
Ketan Legenda Kota Batu sendiri terletak di sebelah barat Alun-alun Kota
Batu atau lebih tepatnya di Jl. KH Agus Salim, Junrejo – Batu. Disini
Anda akan disajikan aneka menu ketan mulai dari Ketan Bubuk, Ketan Susu
Keju, Ketan Kacang, Ketan Keju Meses, Ketan Campur, dan Ketan Kicir yang
terkenal akan citarasanya yang lezat. Selain aneka menu ketan, juga
terdapat aneka minuman seperti teh, kopi, jossua, sogem, jahe, STMJ
Murni Segar, Susu dan aneka minuman lainnya. Pos Ketan Legenda Kota Wisata Batu dibuka setiap harinya mulai pukul 15.00 – 03.00 dan untuk mode lesehan/cangkrukan dibuka mulai pukul 22.00.
17. Sate dan Gule Kambing Haji Paino Bunul ( Tahun 1973 – Sekarang )
Warung Sate dan Gule Kambing Haji Paino Bunul ini sudah ada sejak
tahun 1973. Kehadirannya yang cukup lama di Kota Kuliner ini menjadikan
Sate dan Gule Kambing Haji Paino Bunul sebagai salah satu kuliner Malang
yang cukup legenda dan banyak diburu pembeli.
Berbeda dengan kebanyakan jenis sate dan gule kambing pada umumnya,
citarasa kelezatan aneka menu kambing di rumah makan ini sungguh juara.
Pasalnya, selain daging kambingnya sangat empuk, ‘bau kambing’nya pun
tidak tercium sama sekali.
Rasa khas yang diciptakan mebuat warung ini tidak pernah sepi
pengunjung. Kualitas rasa juara, harga sangat bersahabat. Itulah yang
membuat sate dan gule H. Paino ini disukai banyak kalangan.
18. Pecel Kawi ( Tahun 1975 – Sekarang )
Berdiri sejak tahun 1975, Pecel Kawi ini bisa dibilang merupakan
salah satu ikon Kuliner Legendaris yang ada di kota Malang. Pecel Kawi,
dinamakan demikian karena rumah makan yang menjual menu utama nasi pecel
ini terletak di Jalan Kawi.
Tepatnya yakni di Jalan Kawi Atas nomor 43B/46, Kota Malang. Apalagi,
kualitas citarasa khas pecel yang sudah diwariskan secara turun
temurun, telah banyak dikenal di saentaro Negeri ini. Bumbu khas pecel
yang sangat gurih dan lezat menjadikan citarasa yang menarik.
19. Bakso Presiden ( Tahun 1977 – Sekarang )
Bakso President berawal dari kegigihan dan keuletan Bapak H. Abd.
Ghoni Sugito. Beliau berjualan bakso sejak tahun1977, waktu itu masih
menjadi penjual bakso pikul keliling yang bahannya diambil dari orang
lain. Rekan-rekannya sesama penjual bakso keliling biasanya paling laris
bisa mendapatkan Rp 3.500 dalam seharinya, tetapi Pak Sugito ini dapat
menghasilkan sampai Rp 10.000. Itu karena bahan yang diambil dari
juragannya dimodifikasi terlebih dahulu sehingga mendapatkan cita rasa
yang istimewa. Akhirnya terkumpullah modal untuk mandiri.
Pada tahun 1980, beliau sudah memiliki 15 gerobak keliling. Usahanya
semakin maju dan akhirnya dimulailah untuk berjualan menetap. Awalnya
dengan warung tenda di Pasar Senggol (Pasar Burung sekarang) pada tahun
1983. Kemudian karena lokasi itu terkena proyek bangunan, lokasi
berjualan diputuskan pindah ke tempat lain. Dengan pertimbangan mencari
lokasi yang ramai pengunjungnya maka dipilihlah berjualan di belakang
Bioskop President (Mitra 2 Departement Store sekarang). Itulah makanya
usaha Beliau dinamakan Bakso President.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar